Minggu, 17 Oktober 2010

Ngono ning Ora ngono

Banyak hal yang harus diperjuangkan dalam hidup,"bahkan hidup itu sendiri" harus mati-matian kita perjuangkan.

Ketika mau hidup saja harus makan dan minum,kalau gak makan ya gak hidup, ketika mau makan saja harus kerja,kalau gak kerja ya gak makan, ketika mau kerja harus trampil dan ext............yang pada akhirnya akan ketemu kata "terpaksa".

Ketika hampir semua (sebagian besar) hasil dalam hidup melenceng dari rencana, ketika hampir semua (sebagian besar) kejadian hidup/proses hidup tak terduga alias diluar program (koreksi per detik).

Inilah realita hamba pasti ada "bendoro"nya yang pasti jadi pengatur dan juga timbul efek (pastinya) hamba selalu menduduki posisi dengan awalan "di", ya "di"beri hidup (dihidupkan/diadakan), "di"beri tugas untuk tetap hidup dalam hidup (soale akeh wong urip ning mati, he....he....), "di"gerakkan, dan "di"...."di" yang lain.......sampai "di"matikan.


weleh.....kalau ungkapan diatas itu memang benar, terus untuk apa hidup? toh akhirnya ada yang ngatur.

inilah pertanyaan untuk jawaban dari ayat " Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk Ibadah (Menyembahku).

Riwayat populer Transaksi Muhammad dan Tuhannya tentang jumlah waktu sholat dari 50 sampai ke 5 waktu (isro'-mi'roj) juga sebagai bukti kalo memang urip mung kanggo ngabekti. (makane nek ra sholat dianggep mbalelo).

opo yo cukup ngibadah?
Pertanyaan ini yang kemudian muncul,

Ungkapan di awal sebenarnya sudah menjawab, kalo efek jadi makhluk (posisi hamba) memang "wajib" patuh pada perintah/tugas bendoronya,
sekali lagi akal yang harus menjabarkan tugas-tugas itu....ingat saja kita juga punya tugas hidup yang benar-benar hidup dan tidak hidup-hidupan.
artinya "Tuhan tidak akan mengubah nasib seorang hamba kalau dia tidak mengubahnya" yang tentunya akan jadi balance dari tugas ngabekti, ( aktif tapi pasif )

Hidup memang "ngono yo ngono neng ora ngono",
garis bawah : aktif dimana? pasif dimana? (esensi)


( alah embuh......)

0 komentar:

Posting Komentar